Bagaimana teknik jantanisasi ikan nila dilakukan? Ikan nila jantan mempunyai tingkat pertumbuhan yang tidak sama dengan ikan nila betina. Kira-kira pertumbuhan ikan nila jantan mencapai 40 persen lebih cepat dibandingkan ikan nila betina. Selain itu, kecepatan pertumbuhan pada ikan nila betina akan melambat saat bobotnya sudah sampai 200 gram. Berbeda sekali dengan ikan nila jantan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat dan stabil.
Lambatnya tingkat pertumbuhan ikan nila betina menjadi kendala tersendiri bagi para petani dalam memproyeksikan produksi. Tentunya lebih menguntungkan membudidayakan ikan nila betina yang berjenis kelamin jantan daripada nila betina. Oleh sebab itulah, proses jantanisasi untuk membuat populasi ikan nila menjadi jantan semua. Prinsip dasarnya adalah memberikan hormon 17 Alpha methyltestosteron selama perkembangan larva ikan nila hingga usianya mencapai 17 hari.
Proses jantanisasi ikan nila bisa dimulai dengan mempersiapkan 24 buah happa yang berukuran 2 x 2 x2 m3. Semua happa tersebut lantas dimasukkan ke dalam kolam yang memiliki luas sekitar 400 m2 dan kedalaman air minimal 1,5 m. Kemudian masukkan larva ikan nila sebanyak 20.000-30.000 ekor ke dalam masing-masing happa. Setelah itu, larva tadi diberi pakan berupa tepung-tepungan yang telah dicampur dengan hormon 17 Alpha methyltestosteron. Berikan terus pakan ini secara teratur hingga masa pemeliharaan selama 17 hari.
Larva yang telah dilakukan proses jantanisasi kemudian dipelihara di kolam pendederan yang ukuran luasnya 200 m2. Kolam tersebut harus dikeringkan terlebih dahulu, lumpurnya dibuang, lalu diberikan kapur dolomit sebanyak 50 gram/m2. Selanjutnya masukkan pupuk kandang berupa kotoran ayam sebanyak 250 gram/m2 untuk memicu pertumbuhan plankton. Kolam kemudian diisi dengan air secara perlahan-lahan sampai ketinggiannya mencapai 70 cm dan dibiarkan selama 3 hari. Berikutnya berikan pupuk urea sebanyak 2,5 gram/m2 dan pupuk TSP sebanyak 1,25 gram/m2 untuk meningkatkan kesuburan kolam.
Setelah kolam pendederan terisi air dan dibiarkan selama 7 hari, larva ikan nila yang telah melalui tahap jantanisasi ditebarkan ke kolam tersebut dengan tingkat kepadatan 250 ekor/m2. Untuk mendukung pertumbuhannya, Anda perlu memberikan pakan tambahan berupa tepung khusus untuk benih ikan. Ketersediaan plankton sebagai pakan alami ikan harus terus dijaga dengan melakukan pemupukan kolam secara berkala. Pemupukan ulang memakai pupuk urea dan pupuk TSP dilaksanakan setiap seminggu sekali dengan jumlah pupuk urea 2,5 gram/m2 dan pupuk TSP 1,25 gram/m2. Pupuk-pupuk ini harus senantiasa terus diberikan selama masa pemeliharaan ikan nila berlangsung.
Pemanenan bibit ikan nila bisa dilakukan setelah masa pemeliharaannya 21 hari. Pada rentang waktu tersebut, bobot rata-rata ikan nila sudah mencapai 1,25 gram dengan ukuran panjang sekitar 3-5 cm. Proses pemanenan bisa menggunakan jaring eret untuk mempermudah penangkapan awalnya. Setelah jumlah ikan yang masih tertinggal di kolam diperkirakan sedikit, barulah kemudian bisa dilakukan pengeringan air pada kolam tersebut. Ikan yang direncanakan akan dipanen sebaiknya dipuasakan terlebih dahulu minimal selama 1 hari. Hal ini dikarenakan ikan yang perutnya kosong dan berada di air yang suhunya relatif dingin mempunyai daya tahan yang lebih baik selama diangkut ke tempat tujuan.
Komentar
Posting Komentar