Panduan Budidaya Ikan Lele secara Lengkap

Siapa sih yang tidak mengenal ikan lele? Ikan yang memiliki kumis ini dikenal sebagai ikan air tawar yang biasa dikonsumsi. Bahkan ikan lele termasuk salah satu ikan konsumsi yang paling banyak dimakan oleh penduduk Indonesia. Hal ini dikarenakan ikan lele mempunyai rasa daging yang lezat dan harganya pun tidak terlalu mahal. Di pasaran, Anda bisa mendapatkan 1 kg ikan lele segar hanya dengan merogoh kocek sebanyak Rp 20-25 ribu.

Ikan lele umumnya dibudidayakan oleh para petani di tambak. Tambak ini dibuat sedemikian rupa sehingga kondisi lingkungannya dapat mendukung kehidupan ikan lele. Sebagai binatang omnivora, ikan lele merupakan ikan yang rakus. Hampir semua pakan yang diberikan untuknya dimakan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Hal ini tentu saja akan sangat menguntungkan Anda sebagai peternak karena tidak perlu memikirkan pakan khusus untuk ikan lele sehingga dapat melakukan penghematan biaya produksi.

cara-budidaya-ikan-lele.jpg

Lokasi Pemeliharaan

Budidaya ikan lele paling baik dilaksanakan di tempat yang berada pada ketinggian 700 m dpl dan suhu udaranya sekitar 25-28 derajat celsius. Sedangkan tingkat kekeruhan air karena lumpur berkisar 30-60 cm. Air tersebut harus mengandung oksigen minimal 0.3 ppm, karbondioksida maksimal 12.8 mg/liter, suhu air 25 derajat celsius, serta amonium terikat 147,29-157,56 mg/l. Untuk menjaga kualitas ikan pada saat pemanenan, tambak harus bebas dari limbah.

Ikan Indukan

Anda perlu menyiapkan ikan lele jantan dan betina yang akan dijadikan sebagai indukan. Ciri-ciri ikan lele jantan yaitu kepalanya berukuran lebih kecil, warna kulit dada lebih gelap, alam kelaminnya agak menonjol ke belakang, gerakannya lebih lincah, tulang kepala berbentuk agak pipih, perutnya lebih langsing, tekstur kulit terasa lebih halus, dan mengeluarkan cairan putih kental jika perutnya diurut ke arah ekor. Sementara itu, ciri-ciri ikan lele betina antara lain ukuran kepalanya lebih besar, tulang kepala agak cembung, kulit dada berwarna terang, posturnya gemuk dan lunak, kulitnya kasar, memiliki alat kelamin yang berbentuk oval, serta mengeluarkan cairan kekuning-kuningan bila perutnya diurut sampai ke ekor.

Usia ikan lele yang bakal menjadi ikan indukan sebaiknya berkisar antara 6-8 bulan. Pada rentang usia tersebut, ikan lele sudah mempunyai bobot minimal mencapai 100 gram/ekor. Sedangkan khusus untuk ikan lele dumbo bobot tubuhnya sudah lebih dari 200-300 gram/ekor. Pilihlah ikan lele yang mempunyai panjang tubuh sekitar 20-50 cm dan gerakannya gesit. Hindari membudidayakan ikan lele liar karena mutunya tidak begitu jelas.

Kolam Pemijahan

Proses pemijahan ikan lele dapat dilakukan di dalam kolam tanah, kolam semi beton, maupun kolam beton. Usahakan permukaan dasar kolam dibuat miring sekitar 5-10 derajat. Kolam dibagi menjadi dua ruangan yaitu ruangan dangkal dan ruangan kubangan. Ruangan kubangan dibuat di posisi tengah sedalam 50-60 cm dan berfungsi sebagai tempat persembunyian ikan ketika air kolam disurutkan.

Kolam pemijahan juga perlu dilengkapi dengan sarang. Sarang ini terbuat dari kotak kayu yang diletakkan di sudut kolam dan ditutup menggunakan ijuk sebagai tempat peletakan telur ikan. Alternatif lain adalah membuat sarang dari batubata, ember, pipa paralon, dan lain-lain. Sebelum dimasukkan ke kolam, sarang tadi harus dipastikan kebersihannya.

Untuk proses pemijahan ikan lele dan penetasan telur, kami pernah membahasnya secara lebih rinci pada artikel di sini.

Benih Lele

Telur ikan lele yang sudah menetas akan berubah wujud menjadi benih. Benih atau burayak ikan lele ini harus dirawat secara intensif untuk memastikan pertumbuhannya berjalan dengan baik. Pada hari pertama sampai ketiga, benih tersebut masih mempunyai cadangan makan dari kuning telurnya. Oleh sebab itu, Anda tidak boleh memberinya pakan terlebih dahulu sebab justru akan mengotori air kolam.

Kemudian pada hari ke-4 sampai hari ke-20, benih ikan lele perlu diberikan pakan yang halus dan mengandung protein tinggi. Kami biasanya menggunakan pakan alami yang berjenis zooplankton seperti artemia dan daphnia yang mengandung protein sebanyak 60 persen. Pakan ini disebarkan di sekitar tempat pemasukan air dengan dosis sebanyak 70 persen dari biomassa. Adapun frekuensi pemberian pakan yang ideal adalah 4 kali per hari yaitu pagi, siang, sore, dan malam.

Untuk alasan penghematan biaya produksi, pakan ikan lele harus diganti dari zooplankton yang harganya lumayan mahal dengan pakan yang lebih murah. Kira-kira selama 2-3 hari menjelang proses pergantian pakan tersebut, ikan lele perlu dibiasakan untuk mengonsumsi pakan yang berbentuk tepung. Anda bisa membuat pakan yang lebih murah ini dari campuran bubur nestum, tepung udang, dan kuning telur. Pakan tepung ini diberikan terlebih dahulu sekitar 10-15 menit menjelang pemberian pakan dari zooplankton.

Komentar