Apakah Anda tertarik untuk membudidayakan ikan hias komet? Peminat ikan komet di Indonesia terbilang cukup besar. Hal ini terlihat dari banyaknya kontes ikan ini yang selalu dipadati oleh peserta. Artinya ikan komet merupakan ikan hias yang cukup potensial untuk dibudidayakan.
Di habitat alaminya, ikan komet hidup di perairan dangkal dan berhawa sejuk. Keindahan warna tubuh ikan komet serta tingkah lakunya menjadi daya tarik tersendiri dari ikan ini. Sayangnya ikan komet rentan terkena penyakit. Penyebab utamanya ialah kotoran ikan ini yang berjumlah terlalu banyak dapat mencemari kondisi lingkungan. Jadi kunci keberhasilan beternak ikan komet yaitu kebersihan air.
Apabila Anda tertarik untuk membudidayakan ikan komet, silakan simak panduan langkah-langkahnya sebagai berikut!
Langkah 1. Persiapan Tempat Pemijahan
Tempat pemijahan yang cocok untuk ikan komet berupa akuarium yang berukuran minimal 60 x 40 x 40 cm. Sebelum dipakai, akuarium tersebut wajib dicuci bersih dan dijemur di bawah sinar matahari terlebih dahulu. Kemudian siapkan air bersih dengan mengendapkannya selama 24 jam dan diberikan aerasi. Isilah tempat pemijahan dengan air hingga memenuhi 2/3 dari total volumenya.
Ikan komet tidak memelihara telur-telurnya. Telur yang dikeluarkan oleh ikan betina akan ditempelkan ke permukaan substrat. Anda bisa menggunakan tanaman air seperti eceng gondok sebagai substrat. Sebelum dimasukkan ke air, eceng gondok direndam di dalam larutan Methylin blue berdosis 100 ppm selama 5-10 menit sehingga suci dari bakteri dan panthogen.
Langkah 2. Pemilihan Indukan
Ikan komet yang sudah matang gonad cukup mudah untuk dikenali. Ciri-ciri ikan jantan yang baik yaitu ada bintik-bintik menonjol di sirip dada, permukaan sirip dada terasa kasar, dan lubang genital akan mengeluarkan cairan putih bila tubuh diurut perlahan. Sedangkan ikan betina yang telah matang memiliki tanda-tanda seperti sirip dada terasa halus dan tampak berbintik-bintik, lubang genital akan mengeluarkan cairan kuning jika diurut perlahan, lubang genital berwarna kemerah-merahan, serta tekstur perut terasa lembek.
Tingkah laku ikan komet yang telah mengalami kematangan gonat juga sangat khas. Mereka akan saling berkejar-kejaran. Untuk ikan indukan, Anda bisa menggunakan ikan jantan dan ikan betina dengan perbandingan 1:2. Induk-induk ikan komet terpilih lantas dipindahkan ke dalam tempat pemijahan.
Langkah 3. Pelaksanaan Pemijahan
Proses pemijahan ikan komet biasanya akan terjadi pada waktu malam sampai dini hari. Kondisi di sekitar kolam harus dibuat setenang mungkin untuk mendukung berlangsungnya proses pemijahan ini. Anda bisa memasukkan semua ikan komet indukan pada sore hari. Jika ikan sudah memijah, keesokan harinya akan terlihat telur-telur ikan komet yang menempel di permukaan substrat.
Langkah 4. Penetasan Telur
Proses ini sepenuhnya dilakukan di dalam kolam pemijahan. Oleh sebab itu, semua ikan indukan harus dikeluarkan dari kolam agar tidak memakan telur tersebut. Rata-rata telur ikan komet akan menetas dalam tempo antara 2-3 hari. Setelah semua telur dipastikan sudah menetas, keluarkanlah substrat dari akuarium agar tidak mengganggu pergerakan larva. Selama 3-4 hari setelah menetas, larva-larva ikan komet tidak perlu diberi pakan karena masih mempunyai cadangan makanan di kantung telurnya.
Langkah 5 Pemeliharaan Larva
Larva yang telah berumur 4 hari memiliki kondisi yang masih lemah, tetapi mereka sudah mulai belajar untuk mencari makanan. Jadi Anda bisa memberinya pakan tambahan untuk memenuhi syarat kelayakan guna mendukung pertumbuhannya. Contohnya antara lain kutu air dan daphnia yang telah dicincang halus. Selanjutnya pakan tambahan diberikan pada usia 15 hari untuk mempercepat pertumbuhan ikan komet.
Pada umur 1 bulan, anakan ikan komet sudah memiliki bentuk yang sempurna. Anda bisa melakukan penyeleksian kualitas bibit ikan tersebut dengan memperhatikan postur tubuh, warna kulit, dan tingkah lakunya. Ikan komet yang mempunyai mutu rendah sebaiknya disingkirkan karena tidak akan memberi keuntungan apabila terus dipelihara.
Komentar
Posting Komentar